Kata Nasehat untuk Anak: Kenalilah Dirimu Terlebih Dulu Nak


Nasehat untuk anak, bermain,

Kata nasehat untuk anak ini berasal dari pengalaman hidupku. Ketika tidak tahu seperti apa diriku, seperti ada yang salah. Ada sesuatu yang hilang. Ada yang tidak nyaman.

Aku Ini Jadi Terbaik dalam Hal Apa?

Andai saja kelebihan dan kekurangan orang bisa muncul seperti game RPG. Semua pasti senang.

Kalau poin intelligence tinggi, oh berarti jadi magician atau penyihir. Kalau strength atau kekuatan tinggi berarti jadi warrior. Kalau agility tinggi berarti jadi ranger. Mudah dan senang khan.

Keputusan bisa diambil dengan melihat dari status window.

Sayangnya di dunia nyata tidak begitu. Untuk tahu apa kelebihan dan kekurangan harus mencoba lalu mengevaluasi. Trial and error.

Kau tahu apa kelebihan dan kekuranganmu setelah menjalani proses.

Itu juga yang kualami anakku. Aku mungkin belum termasuk tua. Tapi aku juga sudah tidak muda. Sebagian besar hidupku berjalan tanpa tahu apa kelebihan dan apa kekuranganku.

Aku kadang merasa aneh dengan diriku. Tapi aku juga tidak tahu kenapa muncul perasaan puas setelah aku menjalani sebuah pekerjaan. Sebaliknya sering juga aku tidak tahu kenapa aku merasa kecewa atau bahkan tidak merasakan apa-apa setelah melakukan pekerjaan.

Dalam hati aku tahu bahwa aku belum menemukan apa sih yang terbaik di diriku? What am I best at?

Setelah Menemukan, Lalu Apa?

Rasa ingin tahu membuatku mencari.

Dan setelah beberapa tahun aku menemukan. Aku yakin inilah yang terbaik dariku. Lalu?

Pertanyaan ini juga membuatku berhenti. Apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus memulai dari awal? Padahal aku sudah punya tanggungan.

Apakah aku harus mulai dari nol? Aku berhenti di persimpangan.

Untuk bekerja seperti biasa aku sudah tidak mendapat kepuasan. Tapi untuk mencoba yang baru, aku sudah punya tanggungan.

Kompromi. Itu yang bisa kulakukan. Bekerja harus kulakukan meski tanpa kepuasan maksimal. Sembari mengasah kemampuan dan keahlian yang diberikan Allah kepadaku.

Kenalilah Dirimu lebih Awal

Itulah Nak, alasanku memberikan kata nasehat ini. Bila kau memahami dirimu lebih awal, kau punya kesempatan lebih besar mengasahnya.

Kau tidak akan terombang-ambing dalam ketidakpuasan. Sebaliknya kau akan merasa hari-harimu penuh semangat.

Tidak semuanya akan berhasil dan dengan cara yang mudah, tapi aku yakin kau akan senang menjalaninya.

Oleh karena itu aku akan membantumu. Aku akan mengawasimu. Dalam kondisi seperti apa kau mendapatkan kepuasan? Dalam situasi seperti apa kau merasa cepat belajar? Dalam situasi apa kau beraktivitas tanpa tahu waktu?

Setelah itu akan kuajak kau berdiskusi. Karena aku tahu, itu adalah hidupmu bukan hidupku. Kau yang menjalaninya. Kau yang merasakan susah dan senangnya.

Bila kau sudah merasakan bakatmu, aku juga akan membantu mengasahnya. Semoga itu akan jadi lahan manfaat dan pahala bagimu.

Apakah Aku Kecewa dengan Orang Tuaku?

Tidak. Aku tidak sama sekali merasa kecewa dengan kakek dan nenekmu. Aku justru berhutang budi kepada mereka berdua.

Mereka bukanlah orang berada. Kakek dan nenekmu adalah anak yatim sejak kecil. Mereka ditempa dengan kesulitan sejak muda.

Mereka sudah memberikan bekal terbaik bagi ayah dan paman-pamanmu. Kami semua merasakan pendidikan tinggi. Dan yang paling penting, mereka memberi bekal agama. Bukan ucapan saja tapi dari perbuatan.

Jamanmu bukan Jamanku

Tapi kau tidak hidup di jamanku. Masa kecilmu tidak sama dengan masa kecilku.

Kau tidak bisa berkeliling tambak setiap pagi. Kau tidak bisa memancing ikan di tepi Bengawan Solo. Kau tidak bisa mengayuh sepeda mengelilingi desa lewat pematang sawah dan tambak.

Aku yakin, saat jaman berubah, ada sisi dalam diri manusia yang tidak berubah. Ada kelebihan dan kekurangan yang sudah Allah berikan sejak dilahirkan ke dunia.

Kau harus menemukan dan mengasahnya. Lalu dengan itu kau akan bisa bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang di dunia.

Itulah kata nasehat untuk anak pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat. Sampai ketemu di artikel artikel selanjutnya.

Baca juga:

Nasihat Kehidupan dari Mualaf Korea

Bagaimana menurutmu kawan?