Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir: Hidup Jadi Lebih Tenang


Hari Akhir, beriman, Mualaf, hikmah beriman, Mualaf korea, daud kim, Yongsworld

Hari Akhir itu ada

Hikmah beriman kepada hari akhir sering kudapatkan dari kisah mualaf. Terutama pada Mualaf dari negeri ginseng, Korea Selatan.

Kehidupan Penuh Tekanan di Korea Selatan

Beda dengan di Indonesia, orang Korea Selatan hidup dengan tekanan. Sejak kecil, orang tua sudah memberi tekanan. Belajar harus benar-benar, biar bisa jadi pegawai negeri, biar bisa dapat gaji besar.

Sukses bagi mereka adalah penghasilan besar, rumah besar, posisi tinggi. Kalau tidak menjadi seperti itu berarti kau adalah orang gagal. Titik.

Sebenarnya kalau dipikir-pikir, di Indonesia juga sama. Orang tuaku juga memaksaku belajar rajin. Agar nanti saat lulus bisa dapat kerja bagus dan gaji besar.

Baca juga: Hikmah Beriman kepada Allah dan Pertumbuhan Penduduk Negara

Tapi ternyata ini tidak sama dengan di Korea. Sejak SD, mereka setelah pulang sekolah harus les sampai malam hari.

Setelah kubandingkan dengan diriku saat SD jauh banget. Pulang sekolah saat SD paling lama jam 12 selepas Sholat Dhuhur. Anak SD di Korea pulangnya sore, jam 4 atau jam 5.

Setelah pulang sekolah, aku bisa main, atau sekedar nonton TV di rumah, sampai sore. Anak korea, sore selepas pulang sekolah, mereka cuma punya waktu dua jam sebelum mereka harus ikut les sampai jam 8 malam.

Aku bisa membayangkan tekanan besar bagi anak-anak korea karena ritme ini akan semakin parah saat semakin dewasa.

Setelah lulus perguruan tinggi, tidak ada jaminan sukses. Bila gagal, akan dicap sebagai sampah. Hidup di Korea benar-benar keras.

Ketenangan yang Dirasakan Mualaf Daud Kim dan Yongsworld

Dua-duanya masih muda. Usia di pertengahan 20 tahun. Walau proses masuk Islamnya berbeda, keduanya merasakan hal yang sama. Ada ketenangan dalam Islam.

Selama ini mereka hidup dalam tekanan. Sukses itu harus punya banyak uang, mobil mewah, rumah besar. Jadi mereka dipaksa untuk bekerja, bekerja dan bekerja.

Kalau tidak sukses mereka akan stres dan depresi. Ujung-ujungnya bunuh diri. Korea Selatan ada di peringkat 10 angka bunuh diri terbesar di dunia.

Kenapa Depresi?

Bagi mereka hidup ini ya hanya satu kali ini saja. Tidak ada lagi kehidupan setelah di dunia. Jadi kenikmatan dan kesengsaraan ada di dunia ini.

Tidak ada Hari Akhir dalam benak mereka. Tidak ada hari penghitungan amal, tidak ada neraka, tidak ada surga. Sangat lumrah bila kemudian mereka depresi. Apalagi kalau sebagian masyarakatnya juga berpikir hal yang sama. Tekanan dari tetangga, teman jadi sangat besar.

Daud Kim merasakan hal yang sama. Ia gagal dalam musik yang digelutinya. Ada banyak masalah muncul di keluarganya. Kalau hidup di dunia ini hanya sekali ini, siapa yang tidak depresi?

Merasakan Ketenangan karena Yakin dengan Hari Akhir

Berkenalan dengan Islam dan belajar tentangnya membuat Daud Kim dan Yongsworld tenang. Ternyata ada hari pembalasan, ada hari penghitungan. Hidup ini tidak berakhir di dunia.

Yang penting, kesuksesan dalam Islam tidak diukur dari harta. Justru beriman dan bermanfaat bagi orang lain, banyak berbuat kebaikan adalah kriteria sukses dalam Islam.

Dengan yakin bahwa ada Hari Akhir, mereka merasa tenang. Kalau tidak berhasil dalam suatu perkara mereka tidak stres. Karena kesuksesan mereka bukan hasilnya, tapi prosesnya. Karena Allah melihat prosesnya.

Banyak teman, fans dan subscriber Daud Kim dan Yongsworld melihat perubahan dalam penampilan mereka. Wajah lebih cerah adalah salah satunya. Versi mereka sendiri, setelah masuk Islam, mereka sangat percaya diri dan tenang.

Baca Juga: Kayak Nggak Punya Tuhan Saja!

Jadi inilah salah satu hikmah beriman kepada Hari Akhir. Kau akan menjadi lebih tenang menjalani hidup.

Sudah Lama Islam Kok Hidup Tidak Tenang

Ya, aku juga kadang berpikir hal yang sama. Dibandingkan mereka yang usia muslimnya tidak sampai dua tahun, aku harusnya lebih yakin.

Cuma kok aku merasa kadang tidak setenang mereka ya?

Ternyata tidak juga. Aku merasa tidak tenang karena tidak mengingat tentang Hari Akhir. Karena pengetahuanku tentang Islam lebih banyak, kadang aku terjebak. ‘Ya, aku sudah tahu’.

Tapi dalam hati dan pikiran, aku tidak mengingat-ingat tentang Hari Akhir. Saat masalah datang, yang diingat hanya bagaimana kalau masalah ini gagal kuatasi. Aku tidak ingat bahwa ada Hari Akhir.

Aku lupa masalah ini adalah ujian agar aku bisa menghadapinya dengan baik. Apakah hasilnya nanti baik atau tidak, bukan itu yang jadi penilaian Allah.

Begitu aku sadar, teringat tentang Hari Akhir dan bahwa Allah menilai proses, aku jadi lebih tenang.

Dan sepertinya, masalah-masalah ke depan juga akan seperti itu. Kalau hanya menghadirkan kesiapan dunia, yang muncul justru was-was, cemas dan khawatir.

Tapi begitu yakin bahwa ada Hari Akhir, dan proses menjalani hidup akan dinilai di sana, aku jadi tenang. Apalagi yang dikhawatirkan? Resiko terbesar adalah mati. Padahal semua juga akan mati.

Apakah kau juga merasakan hikmah beriman kepada Hari Akhir? Apa hikmah atau manfaat yang kau dapatkan?

Wallahu a’lam

Channel Youtube Daud Kim

Channel Youtube Yongsworld

Bagaimana menurutmu kawan?